Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Larangan Melintas Bagi Truk Di Bekasi Timur, Masih Berlaku-kah?

Di dekat gerbang Tol Bekasi Timur yang mengarah ke Jalan Pengasinan terdapat suatu tanda lalu-lintas yang berisi larangan melintas bagi truk pada pukul 05.30-08.00 pagi dan 17.00-21.00 sore/malam. Apabila tanda dipasang di tempat yang mengarah ke Jalan Pengasinan, Bekasi, maka menurut anggapan penulis, truk tidak diperbolehkan melintas di sepanjang Jalan Pengasinan pada waktu yang disebutkan di atas. Penulis belum mengetahui apakah larangan tersebut juga berlaku di jalan Mustika Sari, mengingat jalan Mustika Sari merupakan lanjutan Jalan Pengasinan.  Namun, kenyataannya dan yang penulis perhatikan, dari hari Senin sampai Jumat, truk-truk logistik yang berukuran besar masih melewati jalan Pengasinan, baik dari arah Jalan Mustikas Sari (melewati Jalan Pengasinan) ke Tol Bekasi Timur atau dari Tol Bekasi Timur ke arah Jalan Pengasinan-Jalan Mustika Sari pada waktu larangan tersebut. Anggapan penulis, mungkin maksud dari pemerintah Kabupaten Bekasi (mengingat Tol Bekasi Timur sampai J

Pengalaman Pertama Kali Develop Film Black And White

Memotret dengan kamera film atau analog dibutuhkan kesabaran tersendiri, pasalnya setelah selesai memotret, kita tidak bisa melihat gambar hasil jepretan seperti pada kamera digital. Untuk dapat melihat hasil jepretan, fotografer diwajibkan mencuci atau develop film terlebih dahulu untuk selanjutnya dilakukan scan untuk merubah gambar menjadi format digital ataupun langsung dicetak ke dalam kertas foto. Di kesempatan ini, penulis mencoba memotret di kawasan Mutiara Gading Timur, Bekasi, menggunakan kamera Fujica 35 FS dengan film roll Fujifilm Neopan SS ISO 100 yang sudah expired tahun 2007. Fujifilm Neopan SS merupakan film negatif black and white dengan 36 exposure. Setelah menghabiskan 36 frame dalam satu hari, penulis kemudian mencoba untuk melakukan develop film sendiri dan develop film negatif black and white  kali ini merupakan pertama kali yang penulis lakukan. Tiada rotan akar pun jadi, pepatah ini akhirnya terpakai, dimana penulis merubah kamar mandi menjadi kamar gelap.

Fotografi Dengan Kamera Film

Saat ini, hampir setiap orang memiliki kamera, dan mayoritas berbentuk kamera digital, entah itu di smartphone, dalam bentuk DSLR, mirrorless camera , prosumer camera atau pun pocket camera . Bermacam-macam juga jenis dan kamera digital non-smartphone yang beredar di pasaran, dari yang level pemula sampai profesional. Bisa dibilang bahwa kamera digital merupakan alat yang praktis untuk menangkap gambar saat ini jika dibandingkan dengan kamera film. Di jaman digital ini, fungsi film dalam fotografi telah digantikan dengan sensor kamera digital dan penyimpanan gambar dalam format digital. Fotografer tidak perlu merasa ribet ketika akan melihat hasil gambar yang telah diambil.  Dalam perkembangannya, jelas kamera film muncul sebelum kehadiran kamera digital. Antara kamera film dan digital memiliki prinsip, aturan dan teknik yang sama. Perbedaan antara kedua kamera tersebut seperti yang telah disebutkan di paragraf atas, yakni antara film dan sensor. Jika kita menggunakan kamera digi

Pelaku Teror Bom Bukanlah Tidak Beragama, Mereka Beragama Islam

Di pertengahan sampai menjelang akhir tahun 2017, kita dikejutkan dengan tingkah polah ISIS di Marawi, Filipina. Kelompok-kelompok lokal yang telah berbaiat kepada ISIS melancarkan aksinya, mengubah Marawi menjadi medan tempur setelah pusatnya di Timur Tengah digempur habis-habisan. Sungguh mengejutkan bagi kita semua, ternyata ISIS sudah mengincar Asia Tenggara dan siap mendirikan wilayah basisnya. Meskipun akhirnya mampu diredam oleh Angkatan Bersenjata Filipina. Jarak yang berdekatan antara Filipina dan Indonesia membuat kita khawatir waktu itu. Masih belum padam di benak kita terkait teror ISIS di Marawi, Filipina. Saat ini, kita, bangsa Indonesia, dihebohkan dengan kericuhan napi teroris dan teror bom bunuh diri, dimana mereka para pelaku termasuk kelompok lokal yang telah berbaiat kepada ISIS. Pihak berwenang masih dalam proses investigasi dan berjibaku mencegah aksi-aksi serupa yang dikhawatirkan masih berlanjut di tengah belum rampungnya RUU Anti-Terorisme. Tentunya se

Teroris Ancaman Kita Bersama

Tahun 2018 disebut-sebut menjadi tahun panas, panas bukan dari perubahan musim yang “aneh” ini, melainkan di tahun ini merupakan tahun politik. Disebut tahun politik karena terdapat banyak even pilkada dan juga merupakan masa menjelang pemilu dan pilpres 2019. Menurut hemat penulis, suasana tahun ini terlihat panas akibat massa pendukung saling tidak mengedepankan kesantunan baik di media sosial maupun di dunia nyata. Suasana yang panas, karena iklim politik dan musim kemarau tahun ini bertambah ketika terjadi kericuhan napi teroris, kemudian disusul teror bom di Surabaya. Dalam satu hari terdapat lebih dari satu serangan teroris bermediakan bom di satu kota, Surabaya. Tindakan seperti itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang keji dan mungkin punya kelainan psikopat. Ijinkan penulis ikut mengutuk kebiadaban para pelaku teror bom tersebut. Sampai tulisan kecil ini dibuat, penulis belum mendapatkan berita mengenai motif atau pesan apa yang disampaikan oleh pelaku teror. Namun,