Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Wisata Konservasi

Bumi Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber keindahan, baik itu keindahan yang diciptakan oleh manusia dalam bentuk seni budaya maupun keindahan yang diciptakan oleh Tuhan yang berupa keindahan bentang alam dan keanekaragaman hayati Indonesia. Sebagai contoh, eksotika alam pulau Jawa dan Bali saja sudah begitu menakjubkan, apalagi seluruh wilayah Indonesia. Menurut pemikiran penulis, bisa dikatakan bahwa, kita, masyarakat Indonesia begitu dimanja oleh kekayaan alamnya yang berlimpah sehingga tak jarang banyak dari kita yang terlena dengan keadaan ini. Namun, di sisi lain, alam beserta keanekaragaman hayatinya telah memotivasi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menghasilkan karya yang sangat menakjubkan dan mempesona, misalnya adalah produk seni dan budaya. Adakalanya, sebagian besar masyarakat sudah lupa bahwa kekayaan dan keanekaragaman hayati adalah titipan dari Tuhan yang harus dijaga demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Merujuk pada berita di media massa akhi

Mempertanyakan Ulang Keindonesiaan Kita

Tulisan opini singkat ini ditulis dan diposting di Kompasiana pada 17 Januari 2012, untuk sekedar mengingatkan bahwa kita dikaruniai oleh Tuhan sebidang tanah surga yang bernama Indonesia. Mari kita syukuri karunia dan nikmat tersebut dengan mencintai Indonesia. ------------------------------------------------------------------- "Eh, dimana itu, bagus ya, luar negeri sepertinya ya" Sebuah pertanyaan retoris terlontar dari seorang karyawan sebuah tempat keramaian di dekat ibukota negara. Entah basa-basi menunggu jam istirahat usai ataukah benar-benar terheran-heran melihat tayangan televisi siang yang kebetulan saat itu menayangkan program acara anak, dimana stasiun televisi tersebut menyajikan aktivitas anak-anak dari daerah Indonesia bagian timur. Selain itu, tim kreatif tayangan tersebut juga membalutnya dengan keindahan alam Indonesia bagian timur, yang begitu menakjubkan. "Ah, itu kan orang-orang pedalaman, lihat saja", salah seorang karyawan menimpalinya de

Pangalengan, Antara Peternakan Sapi, Perkebunan, dan Burung Liar

Pangalengan, sebuah kecamatan di daerah Bandung selatan merupakan daerah dengan bentang alam berupa pegunungan dengan suhu udara yang lebih rendah dari suhu kota Bandung. Kondisi tersebut telah menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang sesuai sebagai daerah agribisnis, sebagai kawasan yang menghasilkan produk-produk perkebunan dan produk-produk peternakan. Produk utama daerah ini adalah susu sapi dan hasil perkebunan, seperti kentang dan teh. Jalan berkelok-kelok yang merupakan ciri khas jalan menuju arah pegunungan merupakan sambutan pertama sebelum masuk ke jantung kecamatan Pangalengan, sambutan berikutnya yang tak kalah mengagumkan adalah bukit-bukit berhiaskan pohon-pohon pinus dan kemudian disusul perkebunan teh, kemudian tak ketinggalan toko-toko penjual produk-produk olahan susu (karamel susu, krupuk susu dan juga dodol susu) menghiasi tepi jalan menuju jantung kecamatan Pangalengan. Sepintas kawasan ini hanya tampak sebagai kawasan dengan perkebunan teh yang luas, tetapi jika

Yang Unik Dan Berbeda di Ibukota #1

Bagi sebagian besar orang, ibukota identik dengan kepenatan dan kesemrawutan. Bahkan, menginjakkan kaki di tempat-tempat umum ibukota saja sudah membuat malas, apalagi menikmatinya. Namun, ibukota sebenarnya menyimpan suatu bentuk (fisik atau peristiwa) yang penulis katakan menyenangkan untuk diselami dan dinikmati. Dengan berbekal sepiring nasi untuk sumber energi dan kamera digital seadanya, maka ibukota adalah tempat yang mengasyikkan untuk nge-trip. Kumang atau kelomang hias yang dijajakan di pelataran Monumen Nasional. Foto ini diambil pada tahun 2014. Nikmati setiap detil ibukota dan ambil foto, itulah cara terasyik nge-trip di ibukota. Eh, ternyata tidak hanya itu saja, mencari sesuatu yang berbeda adalah cara yang lebih mengasyikkan lagi. Sesuatu yang sebelumnya tidak dilirik masyarakat umum, bisa kita lirik dan kita tangkap menggunakan kamera yang kita punya. Misalnya saja foto di atas, kumang atau kelomang memang sering diperjualbelikan di tempat-tempat keramaian

Birdwatching, Kegiatan Menyenangkan yang Belum Banyak Dikenal Orang

"Bahagia itu sederhana, ambil binokuler dan carilah burung, nikmati burung-burung liar di alam bebas". Ya, inilah salah satu kegiatan yang sebenarnya bisa membuat kita menjadi rileks dan kreatif, namun sering dianggap sebagai kegiatan yang remeh-temeh oleh banyak orang. Kegiatan menyenangkan ini disebut sebagai birdwatching atau pengamatan burung, dengan para pelakunya disebut sebagai birdwatcher. Kegiatan ini sangatlah menyenangkan dan tidak melulu dilakukan di tempat-tempat khusus dengan peralatan yang istimewa dan mahal. Mungkin anggapan sebagian masyarakat, birdwatching hanya bisa dilakukan di hutan-hutan yang masih perawan dan dilakukan oleh orang-orang ahli dengan peralatan mahal. Bahkan ada juga yang menganggap sebagai kegiatan yang menyita waktu tanpa membuahkan hasil ekonomi. Anggapan-anggapan tersebut tidaklah benar, karena birdwatching lebih dari kegiatan yang sangat mengasyikkan dan menyenangkan, tidak mengenal kelas sosial, dan bisa membuat kita lebih kreatif.

Birdwatching di Taman Nasional Bali Barat

Indonesia begitu kaya akan flora dan fauna, terutama satwa burung. Menurut IUCN tahun 2008, Indonesia mempunyai 1539 jenis burung dan 381 jenis merupakan jenis yang endemik atau hanya ada di negri kita. Begitu kayanya negri kita akan satwa burung, sampai-sampai kita tidak pernah sadar kalau di sekitar tempat tinggal kita juga terdapat jenis-jenis burung yang masuk dalam 1539 jenis burung negri kita, hehe. Berjenis-jenis burung yang berseliweran di sekitar kita sebaiknya dapat dijadikan alternatif wisata alam yang sangat murah, atau lebih tepatnya wisata mengamat burung-burung liar atau juga disebut birdwatching.  Namun, adakalanya birdwatching juga tidak murah, misalnya ketika kita benar-benar berniat "berburu" burung-burung cantik nusantara, maka kita pun akan mencoba "memburunya" di kawasan-kawasan yang terkenal banyak satwanya misalnya cagar alam atau taman nasional. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman perdana birdwatching atau mengamati burung di Taman N

Merekam Sosial-Budaya Masyarakat Di Sekitar Kita

Ketika kita membuka instagram dan menemukan banyak akun yang memajang foto-foto travelling, maka tiba-tiba terbersit bahwa fotografi dan travelling adalah dua hal yang tengah naik daun. Apalagi kamera sudah tertanam di gadget yang hampir setiap orang mempunyainya, yakni  handphone  terutama  smartphone ; sehingga kapanpun, dimanapun, dan apapun aktivitasnya akan dapat terekam dan terunggah ke media sosial. Sehingga secara tidak sadar, konten yang diunggah itu pun akan dapat mempengaruhi orang lain. Memotret sambil jalan-jalan atau jalan-jalan sambil memotret memang kegiatan yang sangat mengasyikkan. Secara tidak langsung kegiatan ini dapat menjadi ajang promosi suatu tempat wisata (lama ataupun baru), ini dapat dikategorikan sebagai efek positif. Sedangkan efek negatifnya adalah, budaya konsumerisme bahkan hedonisme secara sembunyi-sembunyi dapat menyelinap di hati para anak muda. Lho apa maksudnya?  Maksudnya kegiatan travelling dan fotografi   identik dengan kegiatan anak-anak

Perjalanan Sore Yang Tidak Biasa

Bus kota Mayasari Bakti waktu itu tiba di sekitar pintu tol Bekasi Timur sekitar pukul 17.40. Di kaca depan tertulis jurusan Tanah Abang - Bekasi (Tol Bekasi Timur). Tidak perlu pikir panjang, langsung saja dengan gembiranya segera menuju pintu tengah bus yang baru saja dibuka oleh kernetnya (karena tipe bus dengan pintu di tengah, tampaknya armada baru). Ya, karena punya tujuan ke Bendungan Hilir, maka bus jurusan inilah pilihan yang sangat tepat. Seperti biasa lagi, jumlah penumpangnya pun sangat sedikit, bisa dihitung dengan jari. Sering terbersit mengenai bagaimana perusahaan bus tersebut bisa untung dengan jumlah penumpang yang super sedikit, hehe. Seperti biasa, setelah memasuki pintu tol Bekasi Timur, terhampar begitu macetnya tol menuju kota Jakarta waktu itu. Suasana dalam bus juga seperti biasa atau dalam artian tidak ada yang berubah, membosankan, tidur pun terasa tidak enak karena jok kursi terasa lebih keras (mungkin karena armada baru). Bus dengan santainya berjalan

Link Lain Yang Terkait

Selain blog yang beralamat di mlakuwae.blogspot.co.id, pembaca yang budiman juga boleh menengok link lain yang terkait dengan penulis dan ke-blogger-an ini, diantaranya adalah : akun instagram di @wirakid akun twitter di@wirakid Kompasiana di  http://www.kompasiana.com/dicky_wibowo Blog lain di www.dawibo.blogspot.co.id Gallery foto di www.fotokabar.com Lho kok banyak amat, isinya foto-foto ga jelas lagi? Ya silakan dinikmati saja kalau berkenan, kalau tidak berkenan ya cobalah sedikit berkenan  ^^ Salam, Wirakid alias Wibowo Dicky wirakid@gmail.com

Mlaku-Mlaku Wae

Dengan sangat tertulis, blog ini saya beri nama "Mlaku-Mlaku Wae" yang dalam bahasa Indonesia bermakna "jalan-jalan saja (dengan berjalan kaki)". Ke depan, harapannya adalah blog ini akan lebih banyak mengulas mengenai jalan-jalan atau yang keren disebut dengan "travelling" atau "backpacking".  Lantas apa sih yang membedakan dengan blog-blog travelling lainnya? "Beda adalah pasti" Lho kok bisa?, Ya bisa dong, karena yang menulis juga berbeda. Kemudian di blog ini, penulis akan mencoba menghadirkan tulisan beserta foto seputar "travelling" yang murah meriah alias jalan-jalan dengan jalan kaki (dalam hal ini penulis tidak punya banyak uang untuk plesiran ^^). Jalan-jalan mengelilingi kampung atau kompleks rumah kita pun penulis golongkan sebagai "travelling". Yang penting adalah kita menikmati setiap langkah yang kita jejakkan ke bumi ini. Boleh dibilang ini-lah travelling ndeso tapi hati riang gembira. P