"Sudah panas, berdebu lagi".
Begitulah kalimat yang sering terucap oleh masyarakat akhir-akhir ini. Dari bulan di sekitar pertengahan tahun sampai bulan ini (Agustus), negeri kita memasuki musim kemarau, dan menurut BMKG yang penulis baca dari Tribunnews.com tanggal 27 Agustus 2017, saat ini wilayah Indonesia sudah memasuki puncak musim kemarau.
Menurut sebagian masyarakat, musim kemarau saat ini terasa lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, sebagian masyarakat yang lainnya menyatakan bahwa musim kemarau saat ini tidak berbeda dari musim kemarau tahun-tahun sebelumnya. Nah, sebenarnya apa betul musim kemarau saat ini lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya, atau kah sebaliknya?.
Menurut pernyataan pers Kepala Sub Bidang Informasi BMKG yang penulis baca melalui tribunnews.com, musim kemarau tahun ini tidak sekering tahun 2015 tetapi tidak sebasah tahun 2016. Kemudian masih menurut BMKG, 2-3 hari ke depan terjadi kenaikan pola angin yang bertiup terutama di daerah selatan garis khatulistiwa; seperti pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Angin tersebut berasal dari daratan benua Australia yang bertiup dengan arah timur - tenggara.
Ya, musim kemarau akhirnya datang juga.
Di sekitaran Bekasi, karena penulis bertempat tinggal di Bekasi, debu-debu berpartikel kecil masih sering "berseliweran" ketika hari sudah gelap. Kondisi ini tentunya tidak terjadi saat musim penghujan. Apakah debu-debu ini cukup mengganggu kesehatan?,
Tentunya secara langsung dan tak langsung mengganggu kesehatan masyarakat, apalagi yang memiliki alergi. Namun, sejauh ini belum terdapat laporan mengenai peningkatan kasus-kasus respirasi di masyarakat, atau entah penulis yang memang belum mengetahuinya.
Musim kemarau datang, tetapi aktivitas harus jalan terus, dan berdoa semoga hujan dapat berkunjung di sela-sela kemarau yang masih beberapa bulan kedepan, supaya udara tidak berdebu dan cadangan air tanah tidak berkurang.
Salam mlaku-mlaku
Komentar
Posting Komentar